Kepercayaan diri & Kesuksesan
Jika Anda sempat membaca brosur penawaran dari workshop di atas,
Anda bisa membaca kalimat pertamanya berbunyi demikian:
"Apa jadinya jika Anda memiliki target dan Anda tahu bahwa
Anda tidak mungkin gagal mencapainya?"
Jawaban dari pertanyaan itu jelas: "Senang
sekalee...!"
Satu hal yang bisa diterjemahkan dari rasa senang itu, adalah
bahwa dengan sebuah jaminan "tidak mungkin gagal", Anda tidak perlu
lagi mengkhawatirkan apapun tentang diri Anda dan tentang apa yang Anda
lakukan. Anda menikmatinya, Anda enjoy menempuh perjalanan. Itulah rasa senang
Anda.
Anda bisa senang -- alias bahagia, HANYA JIKA Anda bisa
memastikan bahwa arah perjalanan Anda memang sudah sesuai dengan apa yang Anda
inginkan. Anda bisa bahagia, HANYA JIKA Anda sangat mempercayai hal itu. Anda
bisa bahagia, HANYA JIKA Anda sangat mempercayai diri Anda sendiri.
Seorang nenek tua yang sebatang kara, dan hidup hanya dari
membuat sapu lidi, bisa lebih berbahagia dari pada kita. Itu bisa terjadi HANYA
JIKA ia sangat mempercayai apa-apa yang ada di dalam dirinya.
Percaya?
Diri sendiri?
Ya! Itulah yang sesungguhnya. Kesenangan dan kebahagiaan karena
jaminan tercapainya sukses dan keinginan Anda, adalah tentang rasa percaya
diri. Kepercayaan dirilah yang membuat Anda tidak mungkin gagal mencapai apapun
yang Anda inginkan. Untuk menghindari kegagalan mencapai keinginan, Anda perlu
menelusuri ulang SEMUA keinginan Anda. Mulai dari keinginan awal sampai
keinginan puncak Anda.
Jika Anda menginginkan diri Anda menjadi seorang pemimpin yang
berhasil, maka Anda perlu mengetahui bahwa Anda memerlukan rasa percaya diri,
agar Anda bisa bertindak dan bergerak dengan efisien dan efektif menuju
keinginan puncak Anda. Begitu pula, jika Anda menginginkan diri Anda menjadi
seorang marketer yang berhasil. Anda juga perlu percaya diri bahwa Anda saat
ini memang sedang bergerak ke arah keinginan puncak itu. Inilah yang berlaku
untuk APAPUN keinginan puncak Anda.
Untuk apa pun yang Anda inginkan, Anda memerlukan rasa percaya
diri. Hanya dengan percaya diri, Anda bisa menikmati perjalanan Anda menuju
keinginan puncak Anda, dengan rasa senang dan bahagia.
Persoalannya begini. Rasa percaya diri pada dasarnya adalah
sebuah keahlian yang bisa dipelajari. Ia bukan bawaan lahir, melainkan hasil
dari proses belajar terus-menerus. Uniknya, Anda biasanya memperoleh rasa
percaya diri dengan proses yang tidak disadari. Itu sebabnya, banyak orang yang
mempertanyakan diri sendiri:
"Saya sebenarnya ingin menjadi ..., tapi kok kayaknya
mustahil ya?"
Pertanyaan itu mencerminkan rasa percaya diri yang belum
optimal, akibat kebiasaan menunggu datangnya rasa percaya diri. Orang ini lupa,
bahwa percaya diri memang tidak bisa ditunggu. Percaya diri harus dibangun
dengan berbagai kesadaran. Blunder seperti ini mirip dengan gambaran berikut.
Pernahkah Anda memperhatikan, bahwa seseorang yang berhasil --
karena sukses bisnis, karena jabatan puncak, karena kekayaan melimpah, karena
ketenaran sejagat, karena kehebatan selangit, karena keahlian yang luar biasa
dan sebagainya, cenderung lebih percaya diri?
Padahal, saat orang itu masih baru datang dari kampung sebagai
orang udik yang baru memulai segalanya, jelas sekali ia bukan orang yang penuh
percaya diri. Keberhasilannya mencapai berbagai keinginan telah membuatnya
menjadi orang yang sangat percaya diri. Bagaimanakah ia bisa mentransformasi
dirinya dari kurang percaya diri menjadi sangat percaya diri?
RAHASIA PERCAYA DIRI
Salah satu rahasia dari percaya diri adalah achievement atau
pencapaian. Dalam gambaran di atas, jelas sekali bisa dilihat bahwa pencapaian
akan meroketkan rasa percaya diri seseorang.
Namun demikian, Anda mungkin akan berkata, "Bukankah untuk
mencapai sukses itu juga perlu percaya diri?" Percaya bahwa diri Anda
memang bisa sukses dan bahagia? Ya! Memang demikian seharusnya.
Maka, muncullah paradoks yang membingungkan itu.
Anda punya keinginan. Dengan mencapainya, Anda akan lebih
percaya diri. Dengan menjadi sukses, Anda akan merasa aman karena jaminan
berbagai hal (uang, jabatan, akses, ruang gerak, keamanan, kemapanan, dan
sebagainya), yang akan membuat hidup Anda menjadi lebih mudah dan bahagia.
Lucunya, untuk mencapai semua itu diperlukan juga rasa percaya
diri, agar Anda bisa menikmati perjalanan menuju keinginan puncak, dengan rasa
senang dan bahagia. Sebab, Anda tentu tidak ingin menunda kebahagiaan Anda.
Yang ada, adalah bahagia sekarang, makin bahagia kemudian, dan lebih bahagia
lagi dan lebih bahagia lagi.
Di sinilah perlunya, Anda menelusuri ulang SEMUA keinginan Anda.
Keinginan puncak Anda harus diurutkan lagi menjadi rantai dari berbagai
keinginan. Dengan satu per satu mencapai mata rantai keinginan itu, maka Anda
telah membangun berbagai achievement, yang pada akhirnya akan bermuara pada
achievement puncak Anda. Dengan demikian, Anda akan percaya diri dalam
menjalani proses, dan sekaligus percaya diri dalam menikmati tercapainya
keinginan. Artinya, Anda akan berbahagia menikmati proses, dan Anda akan
berbahagia menikmati hasil.
Sekarang, di manakah letaknya titik awal dari 'rantai keinginan
Anda' itu?
Percayalah, mata rantai keinginan yang pertama adalah KEINGINAN
UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI!
Kesuksesan akan mendekatkan kebahagiaan. Kesuksesan menciptakan
kenyamanan. Kesuksesan akan membuat Anda lebih percaya diri menghadapi dunia
dan seisinya. Untuk mencapainya, Anda juga memerlukan rasa percaya diri. Maka,
KEINGINAN UNTUK LEBIH PERCAYA DIRILAH yang pertama kali harus Anda puaskan!
Itulah achievement pertama Anda.
Inginkah Anda lebih percaya diri, dengan melihat percaya diri
sebagai sebuah konsep dan keahlian, karena ia memang tidak bisa ditunggu begitu
saja? Jika Anda memang menginginkannya, marilah kita lihat bagaimana keinginan
Anda.
KEINGINAN HARUS DICIPTAKAN SECARA SADAR
Anda dilahirkan untuk dua hal. Menjadi penakluk, atau pihak yang
ditaklukkan. Yang manakah yang Anda inginkan?
Jika Anda tidak ingin menjadi penakluk, maka Andalah yang akan
ditaklukkan. Anda akan ditaklukkan oleh emosi Anda, oleh ketakutan Anda, oleh
rasa ketidaknyamanan Anda, oleh rasa was-was Anda dan oleh berbagai perilaku
buruk Anda.
Keinginan, persis seperti otot Anda. Use it or lose it! Semakin
sering Anda MELATIH KEINGINAN dengan mengikutinya menjadi tindakan nyata, maka
keinginan Anda akan semakin kuat. Demikian seterusnya. Dan jika Anda berhasil
memupuknya, maka Anda telah membuka jalan untuk menelusuri rantai keinginan
Anda sampai ke puncaknya. Itulah kekuatan keinginan.
Maka, salahlah orang yang mengira bahwa keinginan adalah benda
statis yang pasif dan melintas begitu saja. Sebaliknya, keinginan adalah benda
hidup yang bisa DICIPTAKAN, DITUMBUHKAN dan DIBESARKAN semaksimal mungkin.
Batasnya hanyalah akal dan keterbatasan manusia. Keinginan yang besar ada pada
diri setiap orang. Hanya saja, ada yang memilih untuk menghentikannya, atau
menganggap itu bukan keinginannya, atau merasa tidak mungkin bisa mencapainya,
dan ada pula yang percaya pada keinginannya dan sangat ingin mencapai apa yang
diinginkannya.
Keinginan seorang anak TK untuk menjadi dokter, belum merupakan
keinginan puncak. Itu keinginan anak-anak. Saat anak itu bertambah usia,
keinginan itu akan dibreakdown menjadi keinginan untuk terus sekolah sampai
SMU, dan kemudian keinginan untuk kuliah di fakultas kedokteran.
Saat kuliah, keinginan itu sangat mungkin bisa 'gembos' di
tengah jalan. Misalnya, karena orangtuanya bangkrut, tidak bisa membiayai lagi,
dan dirinya sendiri belum bekerja. Haruskah keinginannya itu dipupuskan? Tidak!
Keinginan itu sebenarnya tetap bisa dipertahankan, sehingga keinginan itu tetap
bisa dicapai. Jika ia bisa mempertahankan keinginan itu, maka keinginan itu
telah menjadi keinginan puncaknya. Setidaknya, sampai ia selesai kuliah.
Menjadi dokter, dan mulai MENCIPTAKAN keinginan puncak yang baru, yang lebih
tinggi dan lebih besar lagi.
Lantas, bagaimanakah Anda harus melatih keinginan Anda, dari
sekedar 'kepengen' alias 'mupeng', menjadi keinginan yang terus tumbuh dan
berkembang menjadi keinginan puncak Anda? Bagaimanakah Anda bisa memelihara dan
mengobarkan semangat, kemauan dan keinginan Anda?
MELATIH KEINGINAN
Setiap hari Anda dihadapkan pada berbagai pilihan. Waspadalah.
Bukan tidak mungkin, Anda telah merasa memilih sesuai keinginan, padahal itu
hanyalah selera atau bahkan nafsu yang lebih rendah. Anda harus membedakan
keinginan yang positif dan mendukung tercapainya keinginan puncak Anda, dari
'sesuatu' yang hanya merupakan 'keinginan palsu' dan sebenarnya cuma nafsu.
Jika Anda biasa memilih bakso daripada siomay untuk jajan,
mengapakah Anda tidak mencoba melatih keinginan dengan lebih sering memilih
siomay? Jika Anda biasa menutupnya dengan teh botol, mengapakah tidak mencoba
untuk secara sadar memilih es campur? Keluarlah dari kebiasaan yang itu-itu
saja. Dobraklah zona kenyamanan Anda. Percayalah, nanti Anda justru akan
memperluasnya.
Inilah latihan untuk keinginan Anda. Inilah yang akan MEMPERKUAT
keinginan Anda. Inilah yang akan mengantarkan Anda ke puncak keinginan Anda.
Inilah yang akan membuat Anda mencapai cita-cita.
Memilih adalah tindakan nyata dari keinginan Anda. Bukan hanya
selera atau nafsu, akan tetapi benar-benar KEINGINAN yang Anda CIPTAKAN. Maka,
suka atau tidak suka adalah barang yang kurang relevan.
Yang penting adalah, MUNCULKAN keinginan yang tetap berada di
rantai keinginan Anda, yang mengarah pada keinginan puncak, lalu lakukan! JUST
DO IT!
Ingatlah bahwa ini tidak mudah. Gandhi mengatakan "effort
brings discomfort", dan Helmy Yahya mengatakan, "Sukailah apa yang
Anda kerjakan, bukan kerjakan apa yang Anda sukai."
Dengan melatih dan membiasakan diri, Anda akan selalu senang
dengan pilihan Anda. Meski itu tidak sesuai dengan selera dan nafsu Anda. Dan
Anda, tidak akan bisa menjalaninya tanpa memahami dan menelusuri rantai
keinginan Anda sendiri.
Anda pasti tahu apa yang terbaik untuk Anda. Anda tahu apa yang
perlu Anda lakukan. Yang jelas, itu semua bukan tentang apa yang Anda tahu,
melainkan tentang apa yang Anda lakukan.
MEMPERKUAT KEINGINAN
Chuck Gallozzi memberi 6 tips tentang bagaimana memperkuat
keinginan Anda.
1. FOKUS ULANG
Ketahuilah, bahwa di dalam diri setiap orang ada motivasi yang
amat besar. Apa yang diperlukan adalah melepaskan motivasi itu dari
belenggunya. Untuk bisa membebaskan motivasi itu, Anda perlu mempertahankan
fokus. Fokus pada apa? Fokus pada kesenangan, kebahagiaan, atau kenyamanan yang
akan Anda dapatkan, jika Anda berhasil mencapai keinginan. Dan bukan
sebaliknya, fokus pada upaya dan kerja keras untuk mencapainya. Anda memang tak
perlu fokus ke sini, sebab upaya dan kerja keras itu sudah pasti.
2. UBAH PERILAKU
Perilaku yang tepat akan menjadikan Anda lebih efektif dalam
menentukan sasaran, dalam memahami dan mengidentifikasi rantai keinginan Anda.
Dasar terpenting dari semua perilaku yang tepat, adalah menerima jargon
"no pain no gain" sebagai sebuah kenyataan.
3. LATIHAN
Ya. Seperti yang di atas. Latihan akan menciptakan kebiasaan.
Kebiasaan akan menciptakan perilaku. Perilaku akan membuka jalan pada tindakan.
Dan tindakan, adalah wahana untuk mencapai keinginan.
4. KONVERSI FRUSTRASI MENJADI ENERGI
Muhammad Ali mengatakan, "Hanya orang yang tahu persis
rasanya kalahlah, yang akan bisa mencapai dasar jiwanya, dan kembali ke atas
dengan kekuatan untuk menang."
Kuncinya, adalah berbagai hal yang positif; positif thinking,
positif feeling, positif knowing. Dan segala yang positif, dimulai dengan
kekayaan dalam wawasan dan cara pandang.
Ingatlah cara Anda memandang gelas yang hanya berisi air
setengahnya, apakah itu berarti:
- Setenzah kosong;
- Setengah penuh; atau
- Setengah dari kapasitas, daya tampung atau kemampuannya?
5. ISTIQOMAH ALIAS PERSISTENCE
Anda harus membangun stamina dengan benar; bersyukur jika
lancar, bersabar jika tidak lancar.
6. MAU BEKERJA KERAS
Ingatkah Anda akan hukum Inersia? Apa yang diam akan cenderung
tetap diam, dan apa yang bergerak akan cenderung tetap bergerak. Mulailah
bergerak, maka Anda akan makin bergerak. Gerak Anda akan makin kuat. Keinginan
Anda akan makin kuat. Maka Anda akan makin mendekati puncak keinginan Anda.
KESIMPULAN
Kembali ke rantai keinginan Anda. Apapun puncak dari keinginan
Anda, itulah yang menjadi ujung dari rantai keinginan Anda. Di situlah sukses
dan bahagia yang Anda cita-citakan. Dalam perjalanan untuk mencapainya, Anda
juga perlu merasa sukses dan bahagia. Dan keduanya, berdiri di atas fondasi
percaya diri. Maka, CIPTAKANLAH mata rantai pertama dari rantai keinginan Anda,
yaitu KEINGINAN UNTUK LEBIH PERCAYA DIRI. Dengan mengikuti keinginan ini, Anda
dijamin tetap berjalan di rantai keinginan menuju puncak. Inginkah Anda?
Anda tahu harus bagaimana.
Cara Mudah Memulai Bisnis / Usaha Sambilan
Untuk memulai usaha atau bisnis janganlah menunggu kondisi yang ideal. Modal yang cukup, lokasi yang strategis, karyawan yang cakap, waktu yang luang untuk memulai bisnis adalah kondisi yang ideal. Dan untuk mendapatkan semuanya dalam waktu yang bersamaan tentu butuh pengorbanan yang lebih besar.
Apalagi bagi kita-kita yang masih berstatus sebagai karyawan di tempat lain, menunggu kondisi ideal bisa menjadi pilihan yang sulit.
Salah satu pilihan bagi seorang karyawan untuk memiliki bisnis sendiri adalah membuka usaha sambilan. Sehingga kita bisa tetap bekerja dan mendapatkan gaji. Dan kita berusaha mendapatkan tambahan penghasilan lewat usaha yang kita rintis.
Membuka usaha sambilan bisa menjadi pilihan yang menyenangkan kalau kita bisa menentukan jenis usaha dan skala usaha sesuai minat dan kemampuan kita. Kalau memang kita punya kondisi yang ideal, pilihan untuk membuka perusahaan, membuka toko, atau mengambil franchise adalah pilihan yang tepat.
Tapi bagi yang belum berani untuk mengambil resiko dengan membuka toko sendiri, ada satu pilihan yang mudah untuk segera memulai usaha, yaitu dengan sistem KONSINYASI.
Dengan sistem konsinyasi kita menitipkan barang dagangan kita ke toko, kios, atau minimarket / supermarket orang lain. Kita tidak perlu memiliki toko sendiri dan tidak perlu memiliki karyawan sendiri. Jelas akan menghemat banyak biaya. Kita hanya perlu menanamkan modal pada barang dagangan dan investasi waktu plus tenaga untuk menawarkan ke toko orang lain. Barangnyapun tidak harus buatan sendiri, bisa barang yang kita beli grosiran kemudian kita titipkan ke beberapa toko.
Kesepakatan Konsinyasi bisa fleksibel, untuk toko-toko kecil seperti kios kami, cukup dilakukan secara kekeluargaan / musyawarah mufakat dan dengan kesepakatan yang lebih mudah. Berapa barang yang ditaruh, berapa harganya, kapan mau dicek, kapan dilakukan pembayaran, dan kesepakatan lain dibicarakan bersama dan setelah deal atau kedua pihak sepakat maka Konsinyasi bisa dijalankan. Ada baiknya kesepakatan ini dilakukan secara tertulis (dan memang seharusnya tertulis) meskipun dalam format yang sederhana, sehingga jika ada perselisihan, sudah ada pedomannya.
Untuk menitipkan barang ke perusahaan yang sudah besar (minimarket atau supermarket) tentu persyaratannya lebih ketat. Pihak supermarket sudah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Pengalaman di kios kami (Kios Addina), setelah terlihat tokonya hidup (banyak pelanggan dan banyak transaksi), ternyata banyak yang datang menawarkan konsinyasi. Awalnya kami sangat berhati-hati, ada rasa khawatir barangnya nanti tidak laku. Tapi Alhamdulillah banyak barang konsinyasi yang berhasil terjual di kios kami.
Barang yang ditawarkan ke Kios kami juga beragam. Awalnya hanya jilbab dan produk serupa, kemudian ada yang menawarkan minyak wangi, dan bahkan sekarang ada yang menitipkan tas wanita. Para pemilik barang yang menitipkan di kios kami, secara berkala mengecek barangya laku atau belum, perlu ditambah atau belum. Kadang juga cukup dilakukan dengan SMS dan jika sudah laku, pemilik barang datang ke kios kami untuk menerima pembayaran barangnya yang laku.
Terus bagaimana kalau barang tidak laku? Pemilik barang biasanya menukar dengan barang lain dan mungkin barang yang tidak lakuk di kios kami bisa dan mungkin sekali laku di tempat lain. Jadi kalau mau menitipkan barang konsinyasi sebaiknya jangan hanya ke satu toko. Kalau bisa menitipkan barang ke banyak toko, sama saja kita punya toko banyak tanpa harus sewa toko, tanpa harus membayar karyawan, dan uangpun mengalir…
Pengertian Pengawasan
Ada banyak alasan untuk menentukan penyebab kegagalan suatu organisasi atau keberhasilan organisasi lainnya. Tetapi masalah yang selalu berulang dalam semua organisasi yang gagal adalah tidak atau kurang adanya pengawasan yang memadai.
Menurut Winardi (2000, hal. 585) "Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan".
Sedangkan menurut Basu Swasta (1996, hal. 216) "Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan".
Lebih lanjut menurut Komaruddin (1994, hal. 104) "Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti".
Lebih lanjut menurut Kadarman (2001, hal. 159)
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Tanpa adanya pengawasan dari pihak manajer/atasan maka perencanaan yang telah ditetapkan akan sulit diterapkan oleh bawahan dengan baik. Sehingga tujuan yang diharapkan oleh perusahaan akan sulit terwujud.
Pengertian Pengarahan
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun
personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak
menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara
sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa
yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya
dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi,
motivasi dan disiplin. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam
nama, antara lain leading, directing, motivating, actuating atau lainnya. Bila
fungsi perencanaan dan pengroganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek
abtsrak porses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang
dalam organisas
Macam –
macam pengerian Pengarahan :
1.Pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer
untuk meningkatkan kualitas (DASAR-DASAR MANAJEMEN)
2.Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang
lainuntuk mengikuti keinginannya. (KAMUS KOMPETISI)
3.Pengarahan adalah suatu fungsi
kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara
maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain
sebagainya.
4.Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk
membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi
atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan
jangka panjang perusahaan.
5.Saure dan dislaimer,Pengarahan merupakan
petunjuk untuk melaksanakan sesuatu,atau perintah resmi seseorang pimpinan
kepada bawahannya berupa petunjuk untuk melaksanakan sesuatu.
6. Pengarahan adalah suatu tindakan yang
penjelasan,pertimbangan dan bimbingan kepada petugas yang terlibat agar
pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar.
7.Pengarahan yaitu memberi petunjuk dan menjelaskan
tugas secara rinci agar dapat terselesaikan dengan baik.(kamus lengkap bahasa
indonesia).
8.Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang
menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena
tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, yang melaksanakan perintah-perintah
tersebut..
9.Pengarahan adalah suatu tindakan maka.pengarahan
meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang
penjelasan,pertimbangan dan bimbingan kepada petugas yang terlibat agar
pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar.
10.Pengarahan adalah pelaksanaan
audit pengarahan fungsi. Mengontrol: kontrol kwantitatif dan kwalitatif,
tanggung jawab atas kontrol, standar, pengukuran.
Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, danmanajemen.[1] Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).
Definisi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
- Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama .
- James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama .
- Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Partisipasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan..
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Unsur-unsur
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:
- Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
- Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
- Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.
Jenis-jenis
Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:
- Pikiran (psychological participation)
- Tenaga (physical partisipation)
- Pikiran dan tenaga
- Keahlian
- Barang
- Uang
Syarat-syarat
Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
- Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
- Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
- Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
- Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
- Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
- Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
- Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
Bentuk-bentuk organisasi
- Organisasi politik
- Organisasi sosial
- Organisasi mahasiswa
- Organisasi olahraga
- Organisasi sekolah
- Organisasi negara
Refrensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
Langganan:
Postingan (Atom)